Corona
Corona.
Awal kemunculan berita yang aku dengar sekitar tangal dua puluh an januari.
Pada saat itu aku masih stay di Pekanbaru.
Tak lama kemudian - aku pulang ke Selatpanjang - dalam rangka menjalankan misi stay di rumah terlama selama aku berkecimpang berkecimpung di dunia teenager | wkwkwk, wadaw teenager ノ( ゜-゜ノ) | lalu sebulan kemudian, di awal bulan maret, aku come back lagi ke Pekanbaru - dengan maksud untuk berkunjung ke suatu tempat dan menyelesaikan 'pekerjaan' ku yang 'tertunda' - tentu saja ke Bukittinggi.
Sepanjang perjalanan dari Selatpanjang ke Pekanbaru - berita corona belum terlalu menyebar di Indonesia, tetapi aku udah menjadi was was juga, karena adek aku yang kebetulan habis nemenin dosennya praktek mendapatkan kabar pasien yang di duga corona - tapi publish perihal corona belum gencar gencarnya - dan letak pulau Meranti yang sangat dekat dengan negara tetangga dan sering dikunjungi orang luar, membuat aku waspada saat berada di kapal.
Benar saja - ada beberapa orang yang menggunakan masker - tetapi tidak banyak - bisa dihitung jari - namun aura 'anxiety corona' sudah mulai aku dapati, karena bangku setiap penumpang masih seperti biasa, saling bersebelahan - membuat ku cemas.
Tiga ato empat hari di Pekanbaru - owa niat untuk langsung otw ke Bukittinggi - karena kalender bulan april sudah mulai mendekat. Di hitung hitungan schedule owa - di awal bulan april semuanya harus sudah selesai dan posisi owe udah harus di Selatpanjang lagi.
Ttsapp! Sampe lah kita di Bukittinggi - ga sampe dua hari - rencana kunjungan batal karena ga kondusif. Dan empat hari setelahnya (saat itu corona udah di tahap panic buying), Indonesia mengatakan lock down (eits lock down ato apa ya, yang jelas orang udah mulai dilarang berpergian). Aku pun langsung capcus untuk pulang lagi ke Pekanbaru. Karena kalo misalnya lock down dan isolasi diri - tempat ter better for me, ya di Pekanbaru. Alhamdulillah aku aman sampe di Pekanbaru.
Namun, namun, namun, di penghujung bulan Maret ini keadaan mengenai corona belum menunjukkan lampu hijau. Pemerintah masih berlakukan #dirumahaja. Bener sih. Biar meminimalisir resiko tertular - tapi - schedule yang udah kesusun pada buyar semua, ga bisa dilaksanakan - karena kita masih #dirumah aja.
Aku bosan di rumah aja?
Wah. Tentu tidak sodara sodara. My luv luv activity is stay in my room and doing my hobby - as usual - aku keluar cuma untuk persediaan makanan aja. Memang aku seorang yang suka sekali malala - tapi tempat favorite owa tetap kamar - ibarat kata orang freelance, ya, udah seperti studio lah.
Bhuahaha sedari awal aku adalah manusia hastag #dirumah aja dan gapapa di #lockdown.
Tapi ya gitu - gimana rencana kuliahan adek aku? gimana rencana kuliahan aku? - jika wabah masih berlanjut dan semua masih #dirumah aja? Trus kalo misalnya kuliah yang butuh praktek - masa via daring? - kan ilmu nya ga ajeb rasanya?
Begitula - ini hanya tulisan kegabutan selama #dirumah aja.
Semoga wabah corona ini cepat berlalu. Semoga kita makin berserah diri kepada Allah yang telah menciptakan dan yang berkuasa atas seluruh makhlukNya. Sehingga kita bisa menjadi insan yang lebih baik lagi - mana tau ini teguran atas keselengekkan perbuatan kita di bumi ini, sehingga Allah ingatkan kita melalui wabah corona agar kita kembali mengingat kekuasaanNya. Hanya Allah lah yang berkuasa atas segala mahkluk di dunia ini - termasuk virus corona - bisa saja dengan semakin berimannya kita, Allah cabut wabah ini dari muka bumi - karena mudah saja bagi Allah - kun fayakun - jadilah, maka jadilah ia - begitulah kekuasaan Allah.
0 coment�rios