Dilema Mahasiswa Farmasi
Menjadi farmasis.
Gimana cara bersikap atau bertindak benar sesuai bidang kita atas pertanyaan pertanyaan yang selalu ditanyakan orang lain.
Banyak alasan - iya - banyak sekali alasannya.
Bisa jadi - ini orang baru jadi mahasiswa setahun - udah ditanyain obat ini obat itu. Rasanya pas ditanyain obat dari suatu penyakit itu, rasanya jadi kayak mbah dukun - apa aja pasti tau dan dikasi obatnya.
Bisa jadi - ini orang memang mahasiswa farmasi tingkat sepuh - which is dia udah kuliah lama banget di bidang farmasi - ekspektasi orang sekitar pasti berpikir bahwa orang tersebut udah expert untuk ditanyakan semua keluhan penyakit.
Fyi - perlu sodara sodara ketahui - background orang bisa masuk farmasi itu, ga selalu memang benar dia berminat farmasi - bisa jadi dia terdampar di jurusan ini karena ga masuk di jurusan lain - atau - asal bantai jurusan, karena pikiran bocah SMA saat itu hanyalah - ' yang penting kuliah - karena orangtua maunya si bocah kuliah '.
Dilemanya bukan hanya saat jadi mahasiswa farmasi - sudah menjadi seorang farmasis pun masih bikin dilema - farmasis bisa bekerja sebagai TTK atau Apoteker.
Dan dilema ini bakal hilang pada farmasis yang udah melakukan praktek - lets say minimal setahun praktek - baru dia udah bisa menepis semua dilema dan bisa menjawab pertanyaan umum yang sering ditanyakan khalayak umum - hm - tapi itu tidak semua farmasis - biasanya farmasis klinis yang bisa menjawab keluh kesah pertanyaan tersebut.
0 coment�rios