PKPA di Apotek Citra Farma Medan.. Ahoy!
Segitulah dulu, kapan kapan aku lanjut nulis lagi.
Tiada daya dan upaya yang ku punya untuk menulis kata kata lebih dari ini.
Note: Ditulis di akhir minggu ke 3 pkpa - yang ternyata seru :)
Ga tau.
Owa ngerasa ga guna.
Dan kosong.
Owa nulis spam aja.
Maapkeun - owa nulis supaya list owa di bulan februari ke isi.
Btw. Owa masih nungguin jadwal PKPA. Belum jelas duduk permasalahannya.
Dan hari Sabtu ntar temen owa si Resa sold out a.k.a Barelek.
InsyaAllah gua datang.
Tapi ame siape ye?
Si Wowod kaga bisa. Lagi rempong ame si Jihan.
Si Oma juga lagi kerja. Lagi closing project (apa ya namanya? gitu dah pokoknya).
Tinggallah aku ini - si Nonod - yang saban hari berperam di kosan ae.
Ntar mau pergi sama siapa ya? Huft.
Gua selagi bisa dateng, gua usahain.
Mau jauh juga gua datengin.
Kalo ga dateng barti emang lagi ga bisa banget banget.
Soalnya bayak juga undangan dari kawan kawan yang tidak aku datangi.
Sejauh ini baru satu acara baralek yang aku datangi.
Aleknya si Titin dan pas si Acen lahir juga aku udah sempat liatin si Acen, ganteng banget tu Acen.
Trus ada alek nya Ni Ay, yang ga bisa aku datangi.
Nah, ini ni, si Resa, kalo bisa aku datang, karna sembari menungu jadwal PKPA aku masi bisa otw otw an gitu.
Jadi gitu. Owa sering ga jadi meet up meet up gitu ya karna, ya gimana yak, hidup gua aja tempat tinggalnya ga jelas. Dari satu kosan ke kosan yang lain. Pulang rumah (selatpanjang), mau main sama teman aja kaga ada ada tu, karna udah habis aja waktu aku buat ngurusin urusan internal di rumah.
Sampe kalo mau udahan pulkam - mau otw merantau lagi - gua atur tu kegiatan 'per pamitan' owa di rumah, kayak bikin makan bareng bareng bapake rame rame ngumpul di meja makan di luar, trus ritual jalan jalan tipis pas sore sama mamake, lanjut jalan jalan malam sama adeke secara bergiliran (pas ini ni, beberapa malam berturut turut gua kekenyangan, karna makan diluar mulu, makannya pake konsep baku hantam, dan pulangnya tu udah jam 10 an, udah mau tidur, baru pulang).
Nah, besoknya dijeda sehari untuk kasi waktu mama masak buat ngasi bekal aku pengantar merantau. Ha, gitu aku wei. Sok sibuk memang wkwkwk. Aku pun pulkam tu baru rekor bisa sebulan menetap gara gara peristiwa Korona ni lah. Biasanya mana, ga sampai sapuluah hari do. Saminggu je pulang lah hebaik bana tu mah.
Ibarat kata ni ha. Sepuluh tahun stay di rumah. Sepuluh tahun terjebak di rantau ke rantau. Ga tau lah nanti next apa kejadian lagi kan.
(Udah mulai tenggen ni aku menulis ha, wkwkwk).
2011 ai keluar dari Selatpanjang, dan kini alah tahun 2021 ndak jo tabao koper baju sado alah e baliak ka rumah lai #SAD
Di Pekanbaru ngekos.
Di Bukittinggi ngekos.
Di Padang ngekos.
Di Lubuk Pakam ngekos.
Di Medan ngekos.
Dan tiba di rumah, aku cuma bertamu (╯°□°）╯.
Bhuahahahahah!
Ha besok ni ha, pening la aku mikirin kos kosan di pekanbaru, pakam, medan. Tiga tiga nya aku yang punya ulah mensewa tu. Kalo bisa di hibernasikan kos kosan tu beberapa diantarnya, tapi cak na pulak kan. Heyeh. Paniang. Tu mako e susah glow up aku tu, dana di alokasikan ke hal hal seperti ini aja ha, dana men glow up kan my self tidak tersedia dow.
Oiya, daku belum sempat membahas urusan perkuliahan pasca gagal gagal mulu daftar nih. Next time owa nulis deng.
Pengalaman asing yang gua denger saat berkuliah di farmasi itu - sering di perdengarkan kata kata parasetamol asam mefenamat dan antasida. Seolah olah - saat dosen menerangkan - mereka berpikir gua udah ngeh sama kata kata asing yang mereka keluarkan. Tetapi sayangnya tidak sodara sodara, aku betul betul buta obat. Alhamdulillah selama menuju proses menjadi dan menjalani status sebagai mahasiswa farmasi - keluarga aku jarang yang namanya sakit. Mentok mentok kalo sakit - yang paling ampuh itu - guanistrep untuk mencret - pimtrakol untuk demam - promag untuk mag - bodrexin untuk diemut - dan belakangan GG untuk di isep.
Beda halnya kalo udah bahas bahas kimia. Sedikit banyaknya - aku bisa memaklumi keberadaan kata kata yang keluar untuk mendeskripsikan si kimia itu.
Hari ini aku menyadari. Belum ada profesi yang aku sangat inginkan.
Lalu aku berpikir..
Bagaimana menjadi peneliti? Saintis? Researcher?
Lalu bagaimana planing untuk menjadi pegawai?
Yang terlintas sesaat adalah ingin menjadi pegawai puskesmas karena jam prakteknya singkat.
Lalu aku teringat kalo menjadi pegawai juga bisa menjadi dosen.
Lalu aku pun tertarik dengan dosen, dengan menjadi dosen, bertemu dengan banyak orang, selalu ada hal baru, berurusan dengan bermacam kegiatan, dan minimal ada beasiswa untuk belajar lagi - yang membuat aku tertarik - karena akan terus menjadi pelajar sampe tua.
Hm, tapi kerja di bumn juga asik dan bergengsi - seperti di kimia farma.
Menjadi farmasis.
Gimana cara bersikap atau bertindak benar sesuai bidang kita atas pertanyaan pertanyaan yang selalu ditanyakan orang lain.
Banyak alasan - iya - banyak sekali alasannya.
Bisa jadi - ini orang baru jadi mahasiswa setahun - udah ditanyain obat ini obat itu. Rasanya pas ditanyain obat dari suatu penyakit itu, rasanya jadi kayak mbah dukun - apa aja pasti tau dan dikasi obatnya.
Bisa jadi - ini orang memang mahasiswa farmasi tingkat sepuh - which is dia udah kuliah lama banget di bidang farmasi - ekspektasi orang sekitar pasti berpikir bahwa orang tersebut udah expert untuk ditanyakan semua keluhan penyakit.
Fyi - perlu sodara sodara ketahui - background orang bisa masuk farmasi itu, ga selalu memang benar dia berminat farmasi - bisa jadi dia terdampar di jurusan ini karena ga masuk di jurusan lain - atau - asal bantai jurusan, karena pikiran bocah SMA saat itu hanyalah - ' yang penting kuliah - karena orangtua maunya si bocah kuliah '.
Dilemanya bukan hanya saat jadi mahasiswa farmasi - sudah menjadi seorang farmasis pun masih bikin dilema - farmasis bisa bekerja sebagai TTK atau Apoteker.
Dan dilema ini bakal hilang pada farmasis yang udah melakukan praktek - lets say minimal setahun praktek - baru dia udah bisa menepis semua dilema dan bisa menjawab pertanyaan umum yang sering ditanyakan khalayak umum - hm - tapi itu tidak semua farmasis - biasanya farmasis klinis yang bisa menjawab keluh kesah pertanyaan tersebut.
Banyak banget hal hal yang menganggu pikiran ku mengenai akademis.
Rasanya udah ga cukup waktu untuk mengulik ngulik ke dalam lagi.
Seperti lapisan pada bawang merah - bisa kita kulik sampe ke dalam - dari situ kita tau seberapa banyak lapisannya dan seberapa dalam ketebalannya.
Terkadang aku puas atas hasil belajar yang aku dapatkan - aku mengerti materi - setelah mensuvey - lebih tepat lagi, untuk sekarang ini, setelah browsing sana sini, untuk menemukan penjelasan yang tepat mengenai materi yang tidak aku kuasai.
Harapan untuk mendapatkan pengetahuan ku bukan terpaku pada buku lagi. Konsep yang aku pakai saat ini adalah mencari ebook yang mudah di mengerti tetapi berasal dari sumber yang valid. Dan rajin browsing di youtube, mencari kreator video edukasi yang penyampaiannya benar benar dilakukan untuk meningkat kan pengetahuan akademis penontonnya, bukan terjebak pada creator yang hanya mencari viewer saja.
Ternyata - Alhamdulillah - memang benar teknologi semakin maju. Pengetahuan tanpa batas terasa benar adanya. Aku menemukan ebook yang bener bener membantu aku dalam memahami materi - namun terkadang aku meragukan level informasi akedemisnya - tapi tak mengapa - kemana lagi mau cari sumber informasi hanya dengan sentuhan jari? - ini juga sudah sangat membantu sekali untuk pemahaman di awal - pun mau beli buku harga nya pada selangit. Begitu juga dengan youtube - semenjak pandemi - dengan di tampaknya bermunculan start up di bidang akademi - memunculkan inisiatif inisiatif lain dalam mesin pencarian youtube ku untuk belajar.
Di saat itu lah - aku up and down memahami materi materi yang tidak ku kuasai. Terkadang aku sangat senang akhir nya sudah mengerti topik tersebut - dalam waku bersamaan aku lelah mengejar materi yang untuk satu pembahasannya saja membutuhkan waktu berhari hari - belum lagi ternyata ilmu tersebut memiliki cabang ilmu yang lainnya. Dalam waktu yang bersamaan aku juga putus asa untuk meng'khatamkan' semua playlist yang aku punya - dilihat dari target waktu 3 bulan ke depan - rasanya tidak cukup untuk ku mengulik semua ini. Dari segi ketersediaan kumulatif jam yang ada di playlist saja sudah tidak selaras dengan waktu yang aku punya.
Mengingat petuah bahwasannya semua orang di berikan waktu yang sama - dan sebagian orang ada yang sudah mendapatkan hasilnya dengan waktu yang sama diberikan pada saat itu - sedang kan sebagian lagi masih belum bisa mendapatkan hasil dari waktu yang diberikan tersebut, membuat aku berpikir, apakah selama ini aku membuang buang waktu? terkhususnya selama dua tahun ini - yang tidak terlalu aku gunakan untuk menelaah tuntutan akademis yang seharusnya aku jalani?
Terdengar riuhan frustasi bukan?
Ntah lah.
Hari ini - sengaja ingin menulis - untuk ingatan memory.
Tidak mengerti?
Jangan menyerah. Dengan menyadari ketidak mengertian mu itu berati kamu juga sudah mempelajari sesuatu dan akan melanjutkan mempelajari apa yang penting dari kesadaran tidak mengerti ini. Ingatlah - tidak mengerti itu ada sebabnya.
Bisa saja memang selama ini materi tersebut belum menghampiri kamu - bisa saja sudah kamu lihat tapi kamu sendiri yang lupa karena menurut mu itu bukan suatu prioritas sehingga hilang begitu saja - dan masih banyak sebab yang lainnya.
Yang jelas - tidak mengerti bisa diupayakan agar bisa menjadi mengerti kembali - ya - walaupun membutuhkan waktu lagi dan lagi untuk menelaahnya. Inti nya jangan pernah menyerah - dan mulai lagi menulusuri dari hal yang dasar dan sederhana.
Diberdayakan oleh Blogger.
