Ga Lulus Lagi

by - Desember 28, 2019

Yah.
Here we go.

Hari ini pengumuman hasil akhir yang udah fix dari tes PSPA kemaren.

Oiya. Sebelumnya - saat tes tertulis - Alhamdulillah aku lulus - dan lanjut ke sesi wawancara.
Nah. Disesi ini aku ko ik. Hasil tes wawancara keluar siang ini dan aku pun tidak lulus T.T

Pas liat pengumuman hasil wawancara tidak lulus - aku ga ada ekspresi, ga sedih, ga bahagia, datar aja. No hopeless no hopefull. Nah. Sedihnya itu setelah ngasi tau ke ortu, terutama ke emak. Owa jadi nangis setelah ngasi tau ke emak. Panjang kali lebar chit chat. Baru lah aku mewek mewek, emak owa pingin banget owa lulus ternyata - ya iya sih - cuman aku ga expected sampai segitunya. Aku nangis bukan kecewa sama hasil tes nya - malah nangis kecewa liat si emak gua kecewa ama gua yang ga lulus juga tes PSPA nya. Wih - rasanya owa bego banget dah, serius deh. Jadi nyesel.

Lah gimana ya.

Gua juga nangis gara gara kesel gitu. Kan dicariin alternatif buat ikutan tes lagi di tempat lain. Emak gua maunya gua di kota D sedangkan gua minatnya di kota G. Pokoknya debat debat gitu - ga ketemu titik tengah nya - gua ga suka berseteru sama si emak - sedih aku tu harus debat ama emak, suksesnya aku itu kan tergantung ridho apa kaganya si emak. Kalo aku suka kota G tapi emak ga ridho, gimana mau ikutan tes kesana. Kalo emak ridhonya di kota D, dan akunya ga niat dan minat kesana, bagimana pulak? Kan pusing. Jadi kesel mewek mewek sendiri di kosan. #jiwalemah

Berpikirlah daku. Jalan satu satunya biar sama sama adil sepertinya gua harus kerja.

Hm. Tapi kan. Tapi kan. Hm..

Skip.

Lanjut.

Bagus juga sih sesi wawancara ini.
Di sesi ini kita bisa diskusi sambil trapped di tanyain a.k.a tes sekilas tentang farmasi - which is lebih ke being apoteker based on your knowledge. Yang  mana - dan aku akui saja - untuk materi serius yang ditanyain sama penguji tersebut aku belum menguasai dan tidak membaca dan membahas sama sekali topik tersebut. Jadi yah, walaupun obrolan kami lancar saat wawancara, kualifikasi calon mahasiswa yang ingin mereka dapatkan mungkin belum bisa aku penuhi.

Apa yang aku tangkap dari saat proses wawancara adalah para penguji mencoba untuk lebih mengetahui lagi sampai semana passionate kita dalam dunia kefarmasian which is bisa diliat dari jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Trus, panguji juga memberi pemahaman kepada calon mahasiswanya apa apa saja yang bakalan dipelajari dilalui mahasiswa pada saat mengikuti program PSPA, karena expektasi mahasiswa untuk ikutan program ini belum tentu sesuai dengan bayangan mahasiswa tersebut. Contoh saja aku, aku ga se expected itu tentang perkuliahannya, malahan aku expected more easier dari yang dijelaskan. Jadi artinya penguji pengen si calon mahasiswa nya itu siap secara mental sama tugas tugas yang bakalan dikerjakan selama PSPA. 

Kedengarannya se serius itu kan? Hahaha
Intinya siap di mental lah gitu.

Lalu, secara ekonomi alias fulus juga harus siap. Memang, para calon PSPA pasti tau lah anggaran berkuliah menggambil program ini. Nah. Pada saat diskusi di sesi wawancara di jelaskan juga, kalo uang PSPA memang sedemikian jumlahnya, tapi ga itu doang coy, masih banyak biaya lain yang bakal keluar untuk menunjang proses penyelesaian pendidikan ini. Which mean, lu juga harus siap prepare uang lagi setelah bayar SPP mutlak ini.

Gitu.

Waduh. Balik lagi deh. Intinya aku ga lulus di sesi wawancara - aku mengerti kenapa aku ga lulus - dan sanggat paham the reason. Jadi aku bakalan ikutan tes lagi, dan InsyaAllah di tes berikutnya bakalan tes tertulis lagi seperti kemaren. 

Semoga lulus ya Allah.
Amin.

Btw. Ngomongin wawancara - itu ga semua orang ditanyain pertanyaan yang sama - ada juga yang hoki hokian cuma ditanyain identitas asal bla bla, diliatin, udah keluar - ada juga yang lama dan keluar dengan wajah "hmmm".

Wallahualam.
Yang jelas Allah yang lebih tau yang terbaik untuk hambanya.
:D

You May Also Like

0 coment�rios

Diberdayakan oleh Blogger.