Ga Lulus Lagi
Yah.
Here we go.
Hari ini pengumuman hasil akhir yang udah fix dari tes PSPA kemaren.
Oiya. Sebelumnya - saat tes tertulis - Alhamdulillah aku lulus - dan lanjut ke sesi wawancara.
Nah. Disesi ini aku ko ik. Hasil tes wawancara keluar siang ini dan aku pun tidak lulus T.T
Pas
liat pengumuman hasil wawancara tidak lulus - aku ga ada ekspresi, ga
sedih, ga bahagia, datar aja. No hopeless no hopefull. Nah. Sedihnya itu
setelah ngasi tau ke ortu, terutama ke emak. Owa jadi nangis setelah
ngasi tau ke emak. Panjang kali lebar chit chat. Baru lah aku mewek
mewek, emak owa pingin banget owa lulus ternyata - ya iya sih - cuman
aku ga expected sampai segitunya. Aku nangis bukan kecewa sama hasil tes
nya - malah nangis kecewa liat si emak gua kecewa ama gua yang ga lulus
juga tes PSPA nya. Wih - rasanya owa bego banget dah, serius deh. Jadi
nyesel.
Lah gimana ya.
Gua juga nangis gara gara kesel gitu. Kan dicariin alternatif buat ikutan tes lagi di tempat lain. Emak gua maunya gua di kota D sedangkan gua minatnya di kota G. Pokoknya debat debat gitu - ga ketemu titik tengah nya - gua ga suka berseteru sama si emak - sedih aku tu harus debat ama emak, suksesnya aku itu kan tergantung ridho apa kaganya si emak. Kalo aku suka kota G tapi emak ga ridho, gimana mau ikutan tes kesana. Kalo emak ridhonya di kota D, dan akunya ga niat dan minat kesana, bagimana pulak? Kan pusing. Jadi kesel mewek mewek sendiri di kosan. #jiwalemah
Berpikirlah daku. Jalan satu satunya biar sama sama adil sepertinya gua harus kerja.
Hm. Tapi kan. Tapi kan. Hm..
Gua juga nangis gara gara kesel gitu. Kan dicariin alternatif buat ikutan tes lagi di tempat lain. Emak gua maunya gua di kota D sedangkan gua minatnya di kota G. Pokoknya debat debat gitu - ga ketemu titik tengah nya - gua ga suka berseteru sama si emak - sedih aku tu harus debat ama emak, suksesnya aku itu kan tergantung ridho apa kaganya si emak. Kalo aku suka kota G tapi emak ga ridho, gimana mau ikutan tes kesana. Kalo emak ridhonya di kota D, dan akunya ga niat dan minat kesana, bagimana pulak? Kan pusing. Jadi kesel mewek mewek sendiri di kosan. #jiwalemah
Berpikirlah daku. Jalan satu satunya biar sama sama adil sepertinya gua harus kerja.
Hm. Tapi kan. Tapi kan. Hm..
Skip.
Lanjut.
Bagus juga sih sesi wawancara ini.
Di sesi ini kita bisa diskusi sambil trapped di tanyain a.k.a tes sekilas tentang farmasi - which is lebih ke being apoteker based on your knowledge. Yang mana - dan aku akui saja - untuk materi serius yang
ditanyain sama penguji tersebut aku belum menguasai dan tidak membaca
dan membahas sama sekali topik tersebut. Jadi yah, walaupun obrolan kami
lancar saat wawancara, kualifikasi calon mahasiswa yang ingin mereka
dapatkan mungkin belum bisa aku penuhi.
Apa yang aku tangkap dari saat proses wawancara adalah para penguji mencoba untuk lebih mengetahui lagi sampai semana passionate kita
dalam dunia kefarmasian which is bisa diliat dari jawaban atas
pertanyaan yang diberikan. Trus, panguji juga memberi pemahaman kepada
calon mahasiswanya apa apa saja yang bakalan dipelajari dilalui
mahasiswa pada saat mengikuti program PSPA, karena expektasi mahasiswa
untuk ikutan program ini belum tentu sesuai dengan bayangan mahasiswa
tersebut. Contoh saja aku, aku ga se expected itu tentang
perkuliahannya, malahan aku expected more easier dari yang dijelaskan.
Jadi artinya penguji pengen si calon mahasiswa nya itu siap secara
mental sama tugas tugas yang bakalan dikerjakan selama PSPA.
Kedengarannya se serius itu kan? Hahaha
Intinya siap di mental lah gitu.
Lalu,
secara ekonomi alias fulus juga harus siap. Memang, para calon PSPA
pasti tau lah anggaran berkuliah menggambil program ini. Nah. Pada saat
diskusi di sesi wawancara di jelaskan juga, kalo uang PSPA memang
sedemikian jumlahnya, tapi ga itu doang coy, masih banyak biaya lain
yang bakal keluar untuk menunjang proses penyelesaian pendidikan ini.
Which mean, lu juga harus siap prepare uang lagi setelah bayar SPP
mutlak ini.
Gitu.
Waduh.
Balik lagi deh. Intinya aku ga lulus di sesi wawancara - aku mengerti
kenapa aku ga lulus - dan sanggat paham the reason. Jadi aku bakalan
ikutan tes lagi, dan InsyaAllah di tes berikutnya bakalan tes tertulis
lagi seperti kemaren.
Semoga lulus ya Allah.
Amin.
Btw.
Ngomongin wawancara - itu ga semua orang ditanyain pertanyaan yang sama
- ada juga yang hoki hokian cuma ditanyain identitas asal bla bla,
diliatin, udah keluar - ada juga yang lama dan keluar dengan wajah
"hmmm".
Wallahualam.
Yang jelas Allah yang lebih tau yang terbaik untuk hambanya.
:D
0 coment�rios